Selasa, 13 Juli 2010

laporan contoh

Laporan Kegiatan Harian
Pelatihan Pelatih
Kesehatan Dan Pertolongan Pertama Berbasis Masyarakat (KPPBM) /
Community Based Health and First Aid (CBHFA)
Ngawen- Salatiga, 18-26 Juni 2010

Jumat, 18 Juni 2010
Mengawali pelaksanaan kegiatan pukul 07.30 WIB saya pamit berangkat pelatihan kepada kepala kantor dinas saya, kemudian pukul 08.00 WIB berangkat menuju halte bis. Pukul 08.30 WIB mendapatkan bis menuju Solo, setelah sampe Solo ganti bis menuju Salatiga dan kemudian naik angkot menuju Balai Diklat PMI Jawa Tengah di Ngawen. Sampai di Ngawen pukul 12.30 WIB.

Sabtu, 19 Juni 2010
Kegiatan dihari ini diawali dengan bina suasana oleh mas tri pada pukul 08.00 WIB, adapun pelaksanaan bina suasana adalah dimulai dari perkenalan peserta, penentuan ketua kelas, pembagian kelompok, menentukan norma pelatihan, harapan dan KAP. Dilanjutkan dengan kontrak belajar, parking lot, 3 pesan kunci dan learning by doing. Setelah sekitar 90 menit kegiatan pun berlanjut dengan dinamika kelompok yang diampu oleh mas Norman. Adapun kegiatanya diawali dengan rigem kemudian peserta dibagi menjadi 3 kelompok untuk membentuk sebuah masunan tinggi dengan menggunakan lakban dan kertas flipchart 5 lembar dengan ketentuan masunan yang indah, tinggi dan kuat. Seluruh kelompok diberikan waktu masing-masing 15 menit untuk menentukan masunannya. Kemudian diminta untuk mempresentasikannya. Pukul 10.00 WIB kegiatan kemudian dilanjutkan dengan upacara pembukaan yang dihadiri oleh pengurus PMI Provinsi Jawa Tengah, pelatih dan peserta. Dilanjutkan dengan istirahat pagi pukul 10.40 WIB. Setelah 20 menit berlalu peserta kembali memasuki ruang belajar untuk melaksanakan pre test. Soal pre test adalah 10 item soal berbentuk uraian yaitu:

1. Sebutkan 5 buah prinsip umum pembelajaran orang dewasa!
2. Sebutkan yang dimaksud dengan fasilitator/pelatih efektif ”5E” !
3. Gambarkan siklus perencanaan pelatihan!
4. Sebutkan 9 keterampilan perilaku komunikasi dalam pelatihan!
5. Sebutkan 5 hal yang dapat menjadilkan alat bantu/peraga dikatakan baik dalam proses pembelajaran!
6. Gambarkan hubungan IQ, SQ, dan EQ dengan panca indra manusia!
7. Sebutkan hal-hal yang dilakukan dalam pelaksanaan PMI!
8. Sebutkan 5 manfaat monitoring dan evaluasi pasca pelatihan PMI!
9. Sebutkan 5 hal yang perlu diperhatikan saat mempersiapkan dan melakukan bina suasana dalam pelaksanaan pelatihan!
10. Sebutkan 5 macam situasi sulit yang sering terjadi saat pelatihan!
Adapun waktu yang dialokasikan untuk pelaksanaan pre test adalah 40 menit, kemudian peserta diajak oleh mas Astrid Firdianto untuk mempersiapkan pembelajaran dengan pengenalan buku-buku panduan yang akan digunakan selama pelaksanaan pelatihan pelatih ini. Pukul 12.00 WIB seluruh peserta pun beristirahat dan melaksanakan siang. Adapun waktu untuk istirahat siang adalah selama 1 jam, kemudian peserta pun memasuki ruang belajar kembali untuk mendiskusikan tentang strategi pelatihan yang dihandle oleh mas astrid. Setelah ditemukan kesepakatan, kegiatan dilanjutkan dengan pembelajaran pertama yaitu tentang materi kepalangmerahan yang disampaikan oleh mas Astrid Firdiyanto.
Penyampaian materi kepalangmerahan pun tidak disampaikan dengan ceramah, melainkan dengan diskusi kelompok. Peserta pelatihan dibagi menjadi tiga kelompok dan diminta untuk mendiskusikan pokok bahasan masing-masing yang sudah ditentukan oleh pelatih sebelumnya. Saya sendiri bersama 5 orang peserta lainnya yaitu: Reza, Dedy, Rina, Rani dan Kurnia mendapatkan bagian dikelompok 1 untuk menyampaikan pokok bahasan Kode Perilaku (Code of Conduct). Masing-masing kelompok diberikan waktu untuk melakukan persiapan penyampaian materi selama 30 menit. Dan pada pukul 10.00 kegiatan presentasi pun dilaksanakan dimulai dari kelompok yang mempresentasikan kode perilaku, safer access dan kelompok yang terakhir presentasi menyampaikan pokok bahasan tentang 7 prinsip dan penggunaan lammas. Kegiatan presentasi kelompok berlangsung hingga pukul 15.15 selanjutnya peserta menuju ruang makan untuk istirahat sore selama 30 menit.
Pukul 15.45 peserta pelatihan kembali memasuki ruang belajar untuk menerima materi selanjutnya yaitu ”Merencanakan Pelatihan Berbasis Kompetensi” yang disampaikan oleh mas Norman dari Pusdiklat PMI Pusat. Setelah melaksanakan perkenalan, kegiatan pun diawali dengan sesi diskusi. Peserta pelatihan dibagi menjadi 3 kelompok untuk mendiskusikan 2 permasalahan yang masing-masing kelompok mendapatkan permasalahan yang berbeda. Saya sendiri mendapatkan bagian di kelompok 1 bersama Budi, Masnir Munandar, Erlius, Resa Novianda dan Kurnia. Sedangkan topik yang kami dapatkan adalah:
1. Tips melatih yang baik
2. Apa yang dievaluasi dalam program pelatihan
masing-masing peserta diberikan waktu selama 20 menit untuk melakukan diskusi dilanjutkan dengan presentasi yang dimulai dari kelompok 1, 2, dan 3. setelah pelaksanaan presentasi, kegiatan dilanjutkan dengan penyampaian materi dengan metode ceramah interaktif. Semua peserta mendapat tugas menyusun tulisan dengan tema “PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI’. Kegiatan materi pun berakhir pukul 17.15 WIB. dilanjutkan dengan pengisian evaluasi harian dan evaluasi pemateri. Dan sebelum kembali ke kamar untuk istirahat, pada beberapa hal yang disampaikan oleh panitia kepada peserta untuk segera ditindaklanjuti seperti tentang pengisian form biodata peserta pelatihan, pengurusan administrasi pelatihan, dan perlengkapan di masing-masing kamar peserta yang sempat diminta sebelumnya. Pukul 17.45 WIB akhirnya kegiatan diruangan sementara berakhir, selanjutnya peserta melaksanakan istirahat dan makan malam dan akan kembali ke ruang belajar pukul 19.45 WIB. Tepat pukul 19.45 WIB seluruh peserta pun akhirnya memasuki ruangan kembali untuk melanjutkan sesi bagaimana belajar berbicara didepan yang dipandu oleh mas astrid. Seluruh peserta secara bergantian diberikan waktu selama 2 menit untuk berdiri di depan mengutarakan pengalaman yang paling menarik selama hidupnya. Satu per satu peserta ke depan menceritakan pengalaman pribadinya mulai dari pengalaman tentang dirinya masuk di PMI, pengalaman kuliah, menikah dan banyak lagi hingga pada akhirnya peserta terakhir adalah Reza dari Aceh. Selesai melaksanakan praktek pukul 20.50 WIB. kegiatan pembelajaran pun berakhir dan sebelum keluar ruang belajar seluruh peserta melaksanakan doa bersama. Kemudian kembali ke tempat tidur masing-masing untuk mengerjakan tugas dan beristirahat.
Pukul 20.50 WIB mulai mengerjakan tugas Evaluasi Harian dan Reviu materi sampai pukul 24.00 WIB. Pukul 24.00 WIB mulai mengerjakan tugas membuat tulisan dengan tema “Pelatihan berbasis kompetensi” sampai pukul 01.00 WIB, beristirahat 1 jam, dan kemudian melanjutkan menulis sampe pukul 05.00 WIB.

Minggu, 20 Juni 2010
Kegiatan dipagi hari diawali pukul 08.00 WIB dengan doa bersama dilanjutkan dengan penyampaian reviu materi hari kemarin yaitu (kepalangmerahan dan merencanakan pelatihan berbasis kompetensi) dan evaluasi harian yang disampaikan oleh kelompok IV. Setelah 30 menit berlalu kegiatan reviu pun berakhir dan dilanjutkan dengan pelaksanaan tes harian pertama dengan bentuk soal uraian berjumlah 4 item.

1. Sebutkan dua buah penyalahgunaan lammas yang anda ketahui dan bagaimana sikap anda sebagai pelatih PMI menyikapi hal tersebut?
2. Sebutkan dan jelaskan 5 dari kode perilaku yang anda ketahui!
3. Mana yang paling penting dari 7 pilar? Mengapa?
Jelaskan pilar ke-4 dari safer access!
4. Sebutkan dan jelaskan rencana pelatihan berbasis kompetensi!

Waktu pengerjaan dari tes harian adalah 40 menit, dilanjutkan dengan olahraga selama 10 menit dihalaman. Kemudian peserta memasuki ruang belajar kembali untuk melanjutkan materi yang disampaikan oleh mas Norman dengan topik Profil Pelatih yang Efektif. Kegiatan pembelajaran diawali dengan sesi pertanyaan. Peserta masing-masing diberikan dua buah kertas yang masing-masing berisi pertanyaan apa pengertian pelatih dan apa perbedaan antara fasilitator dengan pelatih. Setelah semua peserta selesai mengerjakan, maka dilanjutkan dengan pembahasan. Kegiatan dilanjutkan dengan penyampaian materi secara ceramah partisipatif. Kegiatan pembelajaran berakhir 10.35 WIB karena kebetulan untuk istirahat pagi. Namun sebelum keluar ruangan, seperti biasa peserta diberikan tugas untuk membuat sebuah karangan dengan tema ”Menjadi Pelatih PMI yang Profesional” dan diminta untuk dikumpulkan besok pagi. Setelah 15 menit beristirahat, maka pukul 11.00 WIB peserta pun masuk ruang belajar untuk melanjutkan sesi. Namun sebelum melangkah untuk menerima materi, peserta melakukan rigem agar lebih rilex dengan menyanyikan ”topi saya bundar” dengan dipimpin oleh I Nyoman Budiadnyana. Kegiatan kemudian dialnjutkan dengann materi ”Pengantar Manajemen Pelatihan” yang disampaikan oleh mas norman sampai waktu istirahat siang pukul 12.00 WIB. Namun sebelum melaksanakan istirahat, kembali peserta diberikan kuis oleh pemateri dengan 1 buah soal yang langsung dikumpulkan beserta jawabannya ”sebutkan tahapan-tahapan Pelatihan PMI!”. setelah mengerjakan dan mengumpulkan, maka pukul 12.15 WIB peserta bisa melaksanakan istirahat dan akan kembali ke ruang belajar pukul 13.15 WIB untuk melanjutkan sesi. Pukul 13.15 WIB peserta pun masuk ke ruang belajar untuk melanjutkan sesi. Adapun materi selanjutnya adalah ”Keterampilan Menggunakan Media” yang disampaikan oleh mas Tri. Kegiatan pembelajaran berakhir pukul 15.00 WIB dan dilanjutkan dengan penyampaian materi ”Pembelajaran Orang Dewasa” yang disampaikan oleh mas Astrid. Kegiatan diawali dengan penugasan. Peserta dibagi menjadi 3 kelompok untuk merangkum hal-hal yang berhubungan dengan pembelajaran orang dewasa. Waktu pengerjaan disesuaikan mengingat jadual sudah menginjak istirahat sore. Setelah pelaksanaan istirahat sore, pukul 15.45 WIB secara bergilir masing-masing kelompok melaksanakan presentasi. Setelah semua kelompok melaksanakan presentasi, kegiatan pun dilakukan dengan pembahasan materi sebenarnya. Setelah selesai sesi pembelajaran orang dewasa, kegiatan pun dilanjutkan dengan penyampaian materi ”SQ, EQ, dan IQ” yang juga disampaikan oleh mas Astrid. Kegiatan pembelajaran pun hanya sebentar karena memang waktu yang tersedia sangat sedikit. Pukul 17.30 WIB setelah peserta mengakhiri sesi belajar dan melaksanakan pengisian evaluasi harian dan evaluasi pelatih, maka waktu selanjutnya adalah jadual untuk beristirahat sampai pukul 19.30 WIB. Kegiatan istirahat pun tidak bisa dilaksanakan secara maksimal, karena setelah mandi dan makan, kami harus mengerjakan berbagai tugas yang telah diberikan oleh pemateri sebelumnya. Pukul 19.30 WIB kami kembali ke ruang belajar untuk melaksanakan pendalaman perencanaan pelatihan berbasis kompetensi bersama mas norman karena dari hasi evaluasi tadi pagi menyatakan pembelajaran tersebut masih memerlukan pemahaman yang lebih dari sebagian besar peserta.
Kegiatan pendalaman materi pun dirangkai dengan curah pendapat dari masing-masing peserta yang sudah memiliki beberapa pengalaman bagaimana pelaksanaan program Kesehatan Dan Pertolongan Pertama Berbasis Masyarakat (KPPBM) / Community Based Health and First Aid (CBHFA) di masyarakat sendiri. Setelah selesai pelaksanaan pendalaman materi sekitar pukul 20.40 WIB maka peserta pun akhirnya dapat beristirahat dan mengakhiri sesi belajar. Pukul 21.00 WIB mulai menyusun tulisan “Menjadi Pelatih PMI yang Profesional” sampai pukul 03.00 WIB. Selamat malam.

Senin, 21 Juni 2010
Kegiatan pagi hari ini seperti biasa dimulai pukul 08.00 WIB dengan pelaksanaan reviu materi penyampaian evaluasi harian oleh teman-teman kelompok 1. pukul 08.30 WIB hingga 40 menit kedepan kegiatan dilanjutkan dengan tes harian kedua dengan soal sebagai berikut:

1. a. Jelaskan profil efektif 5E ”5 Star”!
b. Sebutkan perbedaann pelatih dengan fasilitator!
2. a. Sebutkan Sebutkan dan jelaskan tahaoan pelaksanaan PMI!
b. Hal-hal apa saja yang dapat mendukung penyelenggaraan pelatihan dapat berlangsung secara efektif
3. a. Apakah yang dimaksud dengan media peraga?
b. Berikan 5 contoh media yang dapat dipakai untuk menunjang kegiatan pelatihan di indoor dann outdoor!
4. Sebutkan 3 macam SQ yang dihubungkan dengan proses pelatihan!

Setelah pelaksanaan tes harian, pukul 09.20 WIB kegiatan pembelajaran dilanjutkan dengan penyampaian matenri ”Keterampilan Berkomunikasi” oleh eka wulandari hingga jadual istirahat pagi pukul 10.25 WIB. Setelah pelaksanaan istirahat pagi kegiatan kembali dilanjutkan dengan pembelajaran Teknik presentasi. Pukul 11.00 WIB kegiatan dilanjutkan dengan praktek melakukan presentasi. Masing-masing peserta diberikan waktu selama 2 menit untuk melakukan presentasi dan kepada teman yang duduk dikanannya diminta untuk menanggapi hal yang sudah baik, sedangkan teman yang didik dikirinya diminta untuk menanggapi hal-hal yang masih perlu ditambahkan. Setelah semua melaksanakan presentasi pukul 12.30 WIB maka peserta melakukan istirahat dan makan siang selama 60 menit. Pukul 13.30 WIB peserta kembali memasuki ruang belajar untuk menerima pelajaran selanjutnya dari mbak Wuri Widiyanti dengan topik ”Metode Pelatihan”. Setelah beberapa menit pelaksanaan presentasi, kegiatan dilanjutkan dengan penugasan. Seluruh peserta dibagi menjadi 2 kelompok besar untuk membuat sebuah metode pembelajaran dengan mengambil materi dari kurikulum KPPBM. Kelompok 1 membuat metode pelatihan untuk relawan sedangkan kelompok 2 membuat metode pelatihan untuk masyarakat. Kegiatan ini berlangsung hingga istirahat sore dan pukul 16.25 WIB terpaksa harus ditunda dan dilanjutkan setelah sesi pembelajaran karena dihari ini masih ada 1 materi lagi yang harus diterima oleh peserta yaitu materi ”Gaya-Gaya Pembelajaran” yang disampaikan oleh mas tri. Kegiatan pembelajaran di ruangan kali ini berakhir pukul 17.30 WIB. selanjutnya peserta melaksanakan istirahat, makan malam dan mengerjakan tugas-tugas yang masih tertunda. Pukul 19.30 WIB kembali seluruh peserta menuju ruang belajar untuk menerima pendalaman materi tentang ”Spiritual Quotion” yang disampaikan oleh bapak Nasrul. Pelaksanaan pembelajaran dilakukan dengan praktek bersama dan pemutaran film bernuansa motivasi. Kegiatan pembelajaran pada malam ini berakhir pukul 21.00 WIB dan peserta dipersilahkan untuk beristirahat sambil mengerjakan tugas-tugas yang belum selesai.

Selasa, 22 Juni 2010
Seperti biasa kegiatan pada hari ini diawali dengan penyampaian reviu materi dan evaluasi harian pada pukul 08.00 WIB oleh kelompok 2 dengan topik bahasan ”9 keterampilan berkomunikasi”, ”teknik presentasi”, ”metode pembelajaran”, dan ”gaya-gaya pembelajaran”. Pukul 08.30 WIB setelah selesai penyampaian reviu materi kegiatan dilanjutkan dengan pelaksanaan tes harian 3 hingga berakhir pukul 09.10 WIB. Adapun soal untuk tes harian 3 adalah:
1. Tuliskan 4 hal yang dapat kita lakukan sebagai pelatih agar komunikasi kita dikatakan baik ”saat berbicara” !
2. Tuliskan 4 hal yang dapat kita lakukan dalam mengelola badan sebagai sarana komunikasi non verbal !
3. Tuliskan dan jelaskan 4 macam metode pembelajaran !
4. Jika tujuan pelatihan adalah meningkatkan keterampilan peserta, tulis dan jelaskan metode yang sesuai untuk diterapkan !
5. Gambar dan tuliskan model pembelajaran berbasis pengalaman menurut ”Teori Kolb’s” !

Pukul 09.15 WIB setelah selesai pelaksanaan tes harian, sebelum melanjutkan sesi pembelajaran salah seorang peserta memberikan rigem dengan topik ”I LOVE YOU”. Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan penyampaian materi ”KKM (Ketuntasan Kompetensi Minimal” oleh mbak Wuri Widayanti. Kegiatan pembelajaran dilaksanakan dengan teknik tanya jawab hingga pukul 10.20 WIB kegiatan dilanjutkan dengan istirahat pagi selama 15 menit. Setelah pelaksanaan istirahat pagi, seluruh peserta memasuki ruang belajar kembali untuk melaksanakan praktek menentukan KKM dari kurikulum CBHFA yang telah ada. Peserta dibagi menjadi 3 kelompok besar untuk menentukan KKM tersebut. Setelah masing-masing kelompok selesai menentukan KKM yang telah ditentukan sebelumnya, maka semua hasil yang didapat digabungkan untuk dapat menentukan KKM secara keseluruhan. Karena banyaknya praktek pada sesi ini sehingga sangat tidak terasa waktu sudah berlalu hingga pelaksanaan istirahat siang pukul 12.15 WIB.
Setelah pelaksanaan makan siang, pukul 13.15 WIB peserta kembali memasuki ruang belajar untuk melanjutkan pelajaran dengan materi ”Konstruksi sosial dan analisis hasil pembelajaran pelatihan PMI” yang juga disampaikan oleh Mbak Wuri Widayanti. Disini peserta diajarkan bagaimana membuat soal-soal yang sesuai dengan indikator yang mencakup ABCD (audiens, behavior, condition, dan degre). Setelah pengenalan pembuatan soal, maka seluruh peserta kembali diberikan tugas untuk membuat soal sesuai dengan indikator yang telah ada dari modul-modul kurikulum CBHFA. Peserta dibagi menjadi 3 kelompok dan masing-masing kelompok diminta untuk membuatt 5 buah soal. Setelah pembuatan soal, maka soal tersebut ditukar dengan kelompok lain dan kelompok lain bertugas untuk menjawab kemudian dikembalikan lagi kepada kelompok sebelumnya untuk diperiksa dan dianalisa. kegiatan pembelajaran berakhir hingga pelaksanaan istirahat sore pukul 15.30 WIB.
Pukul 16.00 WIB setelah peserta melaksanakan istirahat sore, kegiatan dilanjutkan dengan materi ”Remidial” yang juga disampaikan oleh mbak Wuri Widiyanti. Kegiatan pembelajaran berupa materi teori karena cakupannya pun sangat sedikit. Kegiatan pembelajaran kemudian dilanjutkan dengan pengenalan informasi umum dengan topik ”Pengendalian Malaria di Indonesia” oleh mas Astrid Firdiyanto hingga waktu istirahat sore pukul 17.30 WIB. seluruh peserta pun meninggalkan ruang belajar untuk beristirahat dan akan kembali ke ruang belajar pukul 19.30 WIB.
Setelah beristirahat sore, pukul 19.30 WIB sesuai dengan jadual seluruh peserta memasuki ruang belajar untuk melanjutkan sesi pembelajaran. Adapun pembelajaran selanjutnya adalah membuat ”pesan-pesan kunci” pada modul-modul pelatihan CBHFA. Seluruh peserta dibagi menjadi 3 kelompok dan masing-masing kelompok mendapatkan modul yang berbeda untuk menuliskan pesan kunci yang dimaksud. Penugasan ini pun berjalan sangat lama mengingat masing-masing kelompok mendapatkan topik yang sangat banyak dan tentunya memerlukan pemahaman untuk membuat pesan kunci dimasing-masing topik. Penugasna ini pun terpaksa harus diselesaikan hingga pukul 22.30 WIB mengingat hasilnya akan dipresentasikan besok pagi. Setelah pelaksanaan tugas tersebut, maka seluruh peserta pun kembali ke kamar masing-masing untuk beristirahat dan mempersiapkan pembelajaran besok. Selamat malam.

Rabu, 23 Juni 2010
Seperti biasa kegiatan dimulai pukul 08.00 dengan penyampaian reviu materi dan evaluasi harian oleh kelompok 3. Pukul 08.40 kegiatan dilanjutkan dengan pelaksanaan daily test dengan jumlah soal 5 item berbentuk uraian. Adapun soalnya adalah sebagai berikut:

1. Tulis dan jelaskan mengenai intake, kompleksitas, dan daya dukung hubungannya dengan KKM !
2. Tulis dan jelaskan 3 kriteria kompetensi atau materi penting yang kita kenal dengan U.K.R.K !
3. Rumuskan indikator soal yang lengkap mencakup 4 komponen, tulis dan jelaskan!
4. Tuliskan 3 hal yang dapat dilaksanakan untuk remidial !
5. Tuliskan 4 misi PMI dalam Rencana Strategi PMI tahun 2009-2014 !

Setelah selesai pelaksanaan daily test, seluruh peserta melaksanana rigem sebelum melanjutkan sesi belajar. Setelah 10 menit pelaksanaan rigem kegiatan dilanjutkan dengan materi RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) oleh mas Tri. Dalam penyampaian materi hanya sedikit teori yang disampaikan oleh pemateri kemudian seluruh peserta diminta untuk mempresentasikan format RPP yang telah telah dibuat sebelumnya. Setelah 3 kelompok mempresentasikan format RPP yang telah dibuat sebelumnya kemudian bersama-sama dengan peserta, pemateri merumuskan format RPP yang akan dipakai sebagai RPP dalam pembelajaran di CBHFA. Setelah selesai merumuskan format RPP, seluruh peserta diminta untuk menentukan salah satu topik yang akan digunakan untuk praktek micro teaching. Masing-masing peserta diberikan satu topik dan diminta untuk mempersiapkan RPP berikut medianya dengan alokasi waktu 15 menit penyampaian. Saya mendapatkan tugas Modul 1 topik 4 – Menjadi relawan. Masing-masing peserta pun langsung mengerjakan tugas mengingat waktu untuk presentasi adalah pukul 13.30 WIB sudah dimulai dari peserta pertama yang ditentukan lewat undian. Waktu istirahat siang yang seharusnya dinikmati dengan riang pun berubah menjadi serba cepat mengingat waktu yang disediakan untuk menyiapkan RPP sangat singkat.
Akhirnya pukul 13.30 WIB setelah seluruh peserta bisa menyelesaikan RPP nya walaupun ada beberapa menggunakan perangkat yang sangat sederhana. Namun karena hal ini merupakan proses pembelajaran, jadinya semua berusaha untuk melakukan yang terbaik dalam presentasi. Masing-masing peserta pun mulai tampil kedepan secara berurutan melalui nomor undian yang dipilih oleh peserta yang sudah tampil. Pelaksanaan micro teaching pun berakhir hingga pukul 21.30 WIB, namun setelah pelaksanaan praktek, bukan berarti peserta boleh tenang. Karena sebenarnya masih ada penugasan yang lebih berat yaitu mempersiapkan presentasi macro teaching dengan durasi 25 menit menggunakan topik pembahasan yang berbeda. Masing-masing peserta pun diminta untuk memilih topik yang sudah disediakan oleh panitia. Saya sendiri mendapatkan modul 1 topik 2 – Aksi PPBM. Seluruh peserta pun mulai sibuk mempersiapkan RPP karena jadual praktek akan mulai dilaksanakan besok pagi. Dan belajar dari pengalaman yang sudah, seluruh peserta dituntut kreativitasnya agar dapat mencapai hasil yang maksimal. Jadual istirahat malam pun akhirnya harus diiringi dengan pembuatan tugas. Selamat malam

Kamis, 24 Juni 2010
Seperti biasa kegiatan dimulai pukul 08.00 WIB, reviu dan evaluasi harian, daily test. Selama sehari penuh seluruh peserta melaksanakan macro teahing. Saya mendapat giliran ke 17, pukul 22.00 WIB, dan peserta yang mendapatkan giliran terakhir adalah Reza dari Aceh. Pukul 23.00 WIB peserta bisa beristirahat dengan tenang ....

Jumat, 25 Juni 2010
Pagi ini seluruh peserta sudah berkumpul dan siap untuk melakukan kegiatan sekitar pukul 06.00 WIB. Kegiatan pada hari ini adalah praktek lapangan memberikan informasi kesehatan kepada masyarakat setempat dengan metode yang telah ditentukan oleh peserta sendiri. Terkait dengan materi yang akan disampaikan pun telah dipersiapkan oleh peserta pelatihan secara personal. Adapun tempat tujuan yang akan menjadi tempat praktek adalah pelataran candi borobudur. Pukul 07.30 WIB akhirnya seluruh peserta pun siap untuk melakukan perjalanan menuju tempat praktek. 11.00 WIB kami pun berhenti di PMI kabupaten Magelang yang jaraknya hanya beberapa km dari kecamatan borobudur. Disini kami melakukan istirahat sejenak dan karena hari ini hari jumat, maka diberikan waktu untuk teman-teman yang Islam untuk melakukan sholat jumat. Setelah pelaksanaan makan siang, kegiatan dilanjutkan dengan post test untuk mengukur peningkatan pengetahuan peserta selama mengikuti pelatihan. Adapun soal dari post tes adalah sama dengan soal pre test yaitu:

1. Sebutkan 5 buah prinsip umum pembelajaran orang dewasa!
2. Sebutkan yang dimaksud dengan fasilitator/pelatih efektif ”5E” !
3. Gambarkan siklus perencanaan pelatihan!
4. Sebutkan 9 keterampilan perilaku komunikasi dalam pelatihan!
5. Sebutkan 5 hal yang dapat menjadilkan alat bantu/peraga dikatakan baik dalam proses pembelajaran!
6. Gambarkan hubungan IQ, SQ, dan EQ dengan panca indra manusia!
7. Sebutkan hal-hal yang dilakukan dalam pelaksanaan PMI!
8. Sebutkan 5 manfaat monitoring dan evaluasi pasca pelatihan PMI!
9. Sebutkan 5 hal yang perlu diperhatikan saat mempersiapkan dan melakukan bina suasana dalam pelaksanaan pelatihan!
10. Sebutkan 5 macam situasi sulit yang sering terjadi saat pelatihan!

Peserta diberikan waktu 30 menit untuk mengerjakan post test mengingat waktu pemberangkatan ke lokasi praktek sudah semakin dekat. Setelah post test, mas Astrid memberikan penjelasan sedikit terkait dengan teknis pelaksanaan penyampaian informasi. Masing-masing peserta diberikan sebuah form penilaian presentasi yang menjadi pegangan hasil presentasi masing-masing peserta. Pukul 13.00 WIB akhirnya peserta pun diberangkatkan menuju lokasi praktek yang menempuh jarak perjalanan sekitar 15 menit. Sampai dilokasi pelataran candi Borobudur, tidak lupa mas Astrid untuk mengingatkan terkait dengan hal-hal yang harus kami lakukan. Peserta diberikan waktu selama 90 menit untuk mencari masyarakat minimal 5 orang masing-masing peserta untuk diberikan informasi kesehatan. Setelah itu kami langsung mencari masyarakat yang ada di halaman candi Borobudur. Terasa susah memang, karena harus memberikan informasi kesehatan di tengah-tengah aktivitas masyarakat yang datang untuk bekerja dan berlibur. Namun beberapa menit kemudian akhirnya ada sekelompok orang yang bisa dijadikan peserta penerima informasi. Sasaran kami adalah sekelompok orang wisatawan dari Jember 7 orang, yang tukang foto berkumpul sebanyak 6 orang dalam kondisi yang sedang santai, tukang pijat beserta 8 orang di dekatnya.
Kurang lebih pukul 16.00 WIB meninggalkan Borobudur untuk kembali ke tempat pelatihan untuk melaksanakan kegiatan upacara penutupan pelatihan. Upacara penutupan pelatihan dilsanakan pukul 19.30 WIB oleh Pengurus PMI Propinsi Jawa Tengah. Di upacara diumumkan 3 peserta terbaik, yaitu : Dedy dari kaltim, Rina dari Riau, dan Rani dari Padang. Saya sendiri berada pada sekitar urutan kelima.

Tanggal 26 Juni 2010
Peserta pulang menuju ke daerahnya masing-masing.
Terima kasih untuk semuanya. Dengan harapan semoga ilmu yang telah diperoleh bermanfaat dan penuh berkah. Amin.

Salatiga, 26 Juni 2010
Penyusun,




AGUS JOKO SUNGKONO


REKOMENDASI


Materi Kesehatan dan Pertolongan Pertama Berbasis Masyarakat (KPPBM) / Community Based Health and First Aid (CBHFA) terdiri dari 7 Modul dan 58 Topik. Materi KPPBM sangat aplikatif untuk menunjang dan mendukung peningkatan kesehatan dan keselamatan masyarakat, karena merupakan gabungan banyak ilmu yang telah dipelajari di PMI dan pelaksanaannya berbasis masyarakat. Untuk Masyarakat, Modul 1 sampai 3 adalah modul wajib, sedangkan modul selanjutnya bersifat tentatif, artinya disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat setempat dan tidak harus diberikan semuanya. Untuk pelatih, semua modul adalah wajib dikuasai.
Sesuai dengan visi PMI menjadi organisasi kemanusiaan yang Profesional dan dicintai masyarakat, dan misi PMI yang keempat melaksanakan program kesehatan berbasis masyarakat, serta strategi organisasi tahun 2009 – 2014 halaman 12 alinea terakhir dan halaman 13 alinea pertama, dengan ini saya merekomendasikan agar dapatnya Kesehatan dan Pertolongan Pertama Berbasis Masyarakat (KPPBM) / Community Based Health and First Aid (CBHFA) ini sebisa dan secepat mungkin diprogramkan dalam Rencana Kerja PMI Provinsi Jawa Timur dan PMI Kabupaten Kota di Jawa Timur tahun 2010 - 2011, dan dijadikan kegiatan utama dalam melaksanakan visi dan misi serta strategi kegiatan 2009 – 2014 PMI, guna terciptanya masyarakat Indonesia yang lebih sehat dan selamat.

Terima kasih,
Pelatih KPPBM,



AGUS JOKO SUNGKONO

Sabtu, 08 Mei 2010

GCS

GCS (Glasgow Coma Scale) yaitu skala yang digunakan untuk menilai tingkat kesadaran pasien, (apakah pasien dalam kondisi koma atau tidak) dengan menilai respon pasien terhadap rangsangan yang diberikan.

Respon pasien yang perlu diperhatikan mencakup 3 hal yaitu reaksi membuka mata , bicara dan motorik. Hasil pemeriksaan dinyatakan dalam derajat (score) dengan rentang angka 1 – 6 tergantung responnya.

Eye (respon membuka mata) :

(4) : spontan

(3) : dengan rangsang suara (suruh pasien membuka mata).

(2) : dengan rangsang nyeri (berikan rangsangan nyeri, misalnya menekan kuku jari)

(1) : tidak ada respon

Verbal (respon verbal) :

(5) : orientasi baik

(4) : bingung, berbicara mengacau ( sering bertanya berulang-ulang ) disorientasi tempat dan waktu.

(3) : kata-kata saja (berbicara tidak jelas, tapi kata-kata masih jelas, namun tidak dalam satu kalimat. Misalnya “aduh…, bapak…”)

(2) : suara tanpa arti (mengerang)

(1) : tidak ada respon

Motor (respon motorik) :

(6) : mengikuti perintah

(5) : melokalisir nyeri (menjangkau & menjauhkan stimulus saat diberi rangsang nyeri)

(4) : withdraws (menghindar / menarik extremitas atau tubuh menjauhi stimulus saat diberi rangsang nyeri)

(3) : flexi abnormal (tangan satu atau keduanya posisi kaku diatas dada & kaki extensi saat diberi rangsang nyeri).

(2) : extensi abnormal (tangan satu atau keduanya extensi di sisi tubuh, dengan jari mengepal & kaki extensi saat diberi rangsang nyeri).

(1) : tidak ada respon

Hasil pemeriksaan tingkat kesadaran berdasarkan GCS disajikan dalam simbol E…V…M…

Selanutnya nilai-nilai dijumlahkan. Nilai GCS yang tertinggi adalah 15 yaitu E4V5M6 dan terendah adalah 3 yaitu E1V1M1.

Jika dihubungkan dengan kasus trauma kapitis maka didapatkan hasil :

GCS : 14 – 15 = CKR (cidera kepala ringan)

GCS : 9 – 13 = CKS (cidera kepala sedang)

GCS : 3 – 8 = CKB (cidera kepala berat)


Sumber : dari Berbagai SUMBER di Internet

Selasa, 02 Maret 2010


Lembar kosong ukuran A4 untuk membuat piagam atau sertifikat. silakan dicopi.

Sabtu, 02 Januari 2010

sebagian foto kppbm












GERAKAN PALANG MERAH


SEJARAH GERAKAN PALANG MERAH DAN BULAN SABIT MERAH :

Berdirinya Palang Merah dan Bulan Sabit Merah sebagai lembaga kemanusiaan dilatarbelakangi oleh sentuhan batin terhadap penderitaan yang dialami prajurit di medan perang/pertempuran. Penderitaan prajurit-prajurit yang luka karena tidak adanya perawatan, kurangnya logistik dan kejamnya perang itu sendirilah yang menyebabkan tergugahnya nurani orang-orang yang memiliki rasa kemanusiaan.

Gagasan mendirikan Palang Merah diawali dengan pengalaman Jean Henry Dunant yang tergerak hatinya melihat begitu banyak tentara yang tewas tanpa seorang pun yang merawat mereka, tahun 1859 terjadi pertempuran di Solferino ( Italia Utara ) antara Perancis dan Italia melawan tentara Austria.

Henry Dunant tidak cukup hanya melihat tetapi menyatakan rasa kemanusiaan dengan menolong para korban.

Dalam buku ” Kenangan Di Solferino ”’ Jean Henry Dunant mengisahkan suasana perang dan para tentara yang tewas/terluka tanpa mendapat pertolongan.




















JEAN HENRY DUNANT

KOMITE LIMA
 Buku karangan Henry Dunant ternyata menarik perhatian kaum intelektual di Jenewa. Yang pertama kali tertarik adalah GUSTAVE MOYNIER, seorang Pengacara dan Ketua The Geneva Publik Welfare Society ( GPWS ).
 Ide tersebut disampaikan pada pertemuan GPWS pada tanggal 9 Pebruari 1863, sehingga pada hari itu juga secara langsung ditunjuk empat anggotanya untuk memperjuangkan terwujudnya ide Henry Dunant, mereka adalah :
 GUSTAVE MOYNER
 Dr. LOUIS APPIA
 Dr. THEODORE MAUNIER
 JENDERAL GUILLAME-HENRI DUFOUR
 Saat itu Henry Dunant tidak hadir karena ia bukan anggota GPWS, dan secara resmi hari itu juga terbentuklah apa yang dikenal dengan nama KOMITE LIMA yang ketuanya GUSTAVE MOYNIER dan HENRY DUNANT sebagai Sekretarisnya.
 Pada pertemuan tanggal 17 Pebruari 1863, Komite Lima menyempurnakan fungsi dan mengganti namanya dengan KOMITE TETAP INTERNASIONAL UNTUK PERTOLONGAN PRAJURIT YANG LUKA dan mengangkat Ketua Baru yaitu JENDRAL GUILLAME-HENRY DUFOUR.
 Dalam rapat tanggal 25 Agustus 1863 Komite Tetap memutuskan untuk menyelenggarakan suatu Komperensi Internasional.





















GERAKAN PALANG MERAH DAN BULAN SABIT MERAH INTERNASIONAL :

 Sebagai suatu lembaga yang bersifat Internasional, sebutan PALANG MERAH INTERNASIONAL, barulah dikenal pada tahun 1867 pada Konperensi Palang Merah ke I di Paris dengan komponen-komponen : KOMITE INTERNASIONAL PALANG MERAH dan PERHIMPUNAN – PERHIMPUNAN NASIONAL PALANG MERAH.
 Konperensi diikuti utusan-utusan dari : Austria, Belgia, Belanda, Italy, Norwegia, Portugal, Rusia, Spanyol, Sudan, Swedia dan Swiss.
 Setelah terbentuknya LIGA PERHIMPUNAN NASIONAL PALANG MERAH DAN BULAN SABIT MERAH pada tahun 1919, barulah kedudukan PALANG MERAH INTERNASIONAL sebagai lembaga yang mempunyai statuta sendiri, dikukuhkan melalui Konperensi Internasional pada tahun 1928 di Den Haag dengan komponen-komponennya terdiri dari :
 LIGA PERHIMPUNAN NASIONAL PALANG MERAH DAN BULAN SABIT MERAH
 KOMITE INTERNASIONAL PALANG MERAH
 PERHIMPUNAN-PERHIMPUNAN PALANG MERAH DAN BULAN SABIT MERAH NASIONAL



PRINSIP DASAR
GERAKAN PALANG MERAH DAN BULAN SABIT MERAH INTERNASIONAL


• KEMANUSIAAN
• “Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional didirikan berdasarkan keinginan memberi pertolongan tanpa membedakan korban yang terluka di dalam pertempuran, mencegah dan mengatasi penderitaan sesama manusia. Palang Merah menumbuhkan saling pengertian, persahabatan, kerjasama dan perdamaian abadi bagi sesama manusia.”
• Mencegah dan meringankan penderitaan manusia di manapun hal itu ditemukan
• Memastikan penghormatan terhadap umat manusia
• Melindungi hidup dan kesehatan
• Mempromosikan perdamaian abadi di antara semua bangsa

* KESAMAAN
• Gerakan ini tidak membuat perbedaan atas dasar kebangsaan, kesukuan, agama atau pandangan politik. Tujuannya semata-mata mengurangi penderitaan manusia sesuai dengan kebutuhannya dan mendahulukan keadaan yang paling parah.”
• Ditujukan kepada korban, orang per orang
• Tidak diskriminasi berkenaan dengan kebangsaan, ras, kepercayaan, golongan, atau pandangan politik
• Tindakan harus realistik, cocok-tepat-pantas, dan proporsional sesuai dengan kebutuhan
• Prioritas bantuan kepada kasus yang paling mendesak

KENETRALAN
• “Agar senantiasa mendapat kepercayaan dari semua pihak, Gerakan ini tidak boleh memihak atau melibatkan diri dalam pertentangan politik, kesukuan, agama, atau ideologi.”
• Tidak melibatkan diri dalam permusuhan dan pertentangan-pertentangan yang bersifat politik, ras, keagamaan atau masalah-masalah ideologis

KEMANDIRIAN
“Gerakan ini bersifat mandiri. Perhimpunan Nasional disamping membantu Pemerintahnya dalam bidang kemanusiaan, juga harus mentaati peraturan negaranya, harus selalu menjaga otonominya sehingga dapat bertindak sejalan dengan prinsip-prinsip Gerakan ini.”

KESUKARELAAN
• Memberikan bantuan atas dasar kesukarelaan, tidak didorong dengan cara apapun oleh keinginan untuk memperoleh keuntungan tertentu

KESATUAN
• Hanya boleh ada satu perhimpunan nasional di suatu negara
• Tidak ada diskriminasi dalam perekrutan anggota
• Melaksanakan tugas kemanusiaan di seluruh wilayahnya

KESEMESTAAN
• Semua perhimpunan nasional mempunyai status yang setara
• Tanggung jawab dan kewajiban yang sama dalam membantu satu sama lain, meliputi seluruh dunia


LAMBANG PALANG MERAH

SEJARAH LAMBANG :
1. Tahun 1859 : Henry Dunant menyaksikan peperangan di Solferino dimana ribuan tentara yang terluka parah terlantar, sekarat tanpa ada yang merawat dan tubuh mereka berbaring, mengundang para penjarah dan pemusnah. Pelayanan Kesehatan Militer tak mampu untuk memenuhi tugasnya, salah satu alasannya adalah mereka tidak menjadi yang terbedakan dengan lambang seragam yang mudah dikenali oleh semua pihak yang bertikai.
2. Tahun 1863 : Konferensi yang berlangsung di Jenewa mencoba mencari cara untuk menolong afektivitas pelayanan medis militer di lapangan. Lambang Palang Merah diatas dasar warna putih diadopsi sebagai lambang khusus bagi Badan Bantuan untuk korban tentara yang terluka, yang kelak disebut sebagai Perhimpubab Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Nasional.
3. Tahun 1864 : Konvensi Jenewa I diadopsi Lambang Palang Merah diatas dasar putih secara resmi disahkan sebagai Lambang Khusus untuk Pelayanan Medis Angkatan Bersenjata.
4. Tahun 1876 : Selama perang Turki – Rusia yang pecah di Balkan, Kerajaan Ottoman memutuskan memakai lambang Bulan Sabit Merah sebagai pengganti Palang Merah diatas dasar putih. Mesir juga memakai lambang ini dan selanjutnya Persia memilih Lambang singa dan Matahari Merah diatas dasar putih.
5. Tahun 1949 : Konvensi Jenewa I 1949 Pasal 38 menyatakan bahwa : Lambang Palang Merah, Bulan Sabit Merah serta Singa dan Matahari Merah diatas warna dasar putih adalah lambang perlindungan bagi kegiatan pelayanan kesehatan. Karenanya dilarang adanya penggunaan tanda-tanda khusus lainnya selain kedua lambang terakhir tersebut.
6. Tahun 1980 : Republik Iran memutuskan tidak memakai tanda singa dan Matahari Merah sebagai lambang perhimpunannya.
7. Tahun 1982 : Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit merah Nasional mengadopsi tanda Palang Merah dan Bulan Sabit Merah diatas dasar putih sebagai lambangnya.

LAMBANG SEBAGAI SEBUAH SIMBOL :

SIMBOL PERLINDUNGAN :

Inilah yang terpenting dari tujuan lambang : pada masa konflik lambang tersebut yang dihasilkan oleh Konvensi Jenewa merupakan suatu tanda perlindungan yang mudah dilihat. Ini dimaksudkan agar diketahui oleh para Kombatan bahwa orang-orang (sukarelawan dari Perhimpunan Nasional, orang Medis, ICRC dsb ). Ketika digunakan sebagai Lambang Perlindungan, lambang tersebut harus bisa menggetarkan perasaan diantara para kombatan, sebagai rasa penguasaan diri sekaligus rasa penghargaan, Oleh karena itu harus berukuran besar.

SIMBOL PENGENAL :

Pemakaian lambang sebagai pengenal dirancang untuk memperlihatkan terutama pada masa damai, bahwa seseorang atau suatu obyek berkaitan dengan Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional, apakah itu Perhimpunan Nasional, Federasi Internasional atau ICRC.
Dalam hal ini lambang harus berukuran lebih kecil.
Lambang juga harus berfungsi sebagai tanda bahwa semua institusi yang pekerjaannya berkaitan dengan Prinsip-prinsip Dasar Gerakan haruslah juga melambangkan ke 7 Prinsip Dasar Gerakan.

PENGGUNAAN LAMBANG YANG SALAH

Setiap negara pihak peserta Konvensi Jenewa mempunyai kewajiban untuk mengadopsi semua ketentuan yang bertujuan untuk mencegah dan menekan setiap penggunaan lambang yang salah setiap waktu. Khususnya Undang Undang tentang perlindungan pemakaian lambang yang disahkan.

Setiap penggunaan yang tidak disahkan oleh Konvensi Jenewa dan Protokol Tambahannya, merupakan suatu penggunaan lambang yang salah.

Berikut adalah contoh beberapa jenis penggunaan yang salah :
1. PENIRUAN : penggunaan tanda-tanda yang mungkin bisa membingunkan dengan lambang Palang Merah atau Bulan Sabit Merah ( warna dan model yang mirip ).

2. PENGGUNAAN YANG TIDAK TEPAT : Penggunaan lambang Palang Merah atau Bulan Sabit Merah oleh Pihak-pihak yang tidak berhak ( perusahaan komersial, LSM, perseorangan, dokter atau apoteker pribadi dsb) serta penggunaan lambang oleh orang-orang yang berhak tetapi dalam kenyataannya menerapkan penggunaannya tidak sesuai dengan prinsip dasar gerakan.

3. PENGGUNAAN YANG MELANGGAR KETENTUAN : adalah suatu kejahatan perang bila lambang Palang Merah atau Bulan sabit Merah pada masa perang dipakai untuk melindungi Kombatan yang bersenjata atau peralatan militer.

PALANG MERAH INDONESIA

SEKILAS SEJARAH PMI
• Gerakan Kepalangmerahan di Indonesia mulai dirintis sejak masa perang Revolusi Kemerdekaan melalui bantuan dan Pertolongan Pertama dan “ Mobile Column “ serta Dapur Umum pada korban.
• Sebelum Perang Dunia II, 21 Oktober 1873 Nederlands Rode Kruis Afdeling Indie (NERKAI) didirikan Belanda
• 1932, dr RCL Senduk & dr Bahder Djohan menggagas untuk mendirikan PMI, tetapi gagal.
• Konferensi Nerkai 1940 dan Pendudukan Jepang
• 17 Agustus 1945, RI merdeka
• 3 September 1945, Presiden Soekarno memerintahkan Menkes RI , dr Buntaran Martoatmodjo untuk bentuk Badan Palang Merah Nasional
• 5 September 1945, Menkes RI membentuk Panitia 5
• 17 September 1945 PMI terbentuk sebagai organisasi palang merah / merupakan organisasi non Pemerintah, ditandai dengan terbentuk Pengurus Besar PMI dan dilantik oleh Wapres RI
• Keberadaan Organisasi PMI diakui melalui Keppres RI No. 25 tahun 1950 dan selanjutnya ketentuan peran dan kegiatannya diperkuat melalui Keppres No. 246 tahun 1963 sementara itu pada tahun 1950 karena kinerjanya selama masa perang Kemerdekaan, PMI mendapat pengakuan dari Komite Palang Merah ( International Committe Of The Red Cross/ICRC ) dan kemudian diterima menjadi anggota Federasi Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional ( International Federation Of Red Cross And Red Crescent/Federasi ).
• 16 Januari 1950, serah terima tugas dari NERKAI (Nederlandsch Roode Kruis Afdeling Indonesie)
• 16 Januari 1950, terbit KEPPRES No. 25 Th 1950 ttg pengesahan berdirinya PMI sbg satu – satunya Perhimpunan Palang Merah di Indonesia.
• 5 Juni 1950, Pemerintah RI ikut meratifikasi Konvensi Jenewa
• 15 Juni 1950, PMI diakui sebagai Perhimpunan Palang Merah Nasional
• 16 Oktober 1950, PMI diterima sebagai Anggota LIGA (Federasi) yang ke 68

PALANG MERAH INDONESIA :
adalah lembaga sosial kemanusiaan yang netral dan mandiri, yang didirikan dengan tujuan untuk membantu meringankan penderitaan sesama manusia akibat bencana, baik bencana alam maupun bencana akibat ulah manusia, tanpa membedakan latar belakang korban yang ditolong.

Tujuannya semata - mata hanya untuk mengurangi penderitaan sesama manusia sesuai dengan kebutuhan dan mendahulukan keadaan yang lebih parah.

Organisasi
 Pengurus Pusat
 Pengurus Daerah (30, di tingkat Propinsi)
 Pengurus Cabang (361, di tingkat kabupaten/kotamadya)
 Pengurus Ranting (2.560 dari 197 PC di tingkat Kecamatan)

BENTUK ORGANISASI & BATASAN TUGAS PMI
PMI adalah suatu perhimpunan Palang Merah Nasional, yang terikat dengan Prinsip – prinsip Dasar Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional. Jadi PMI jelas merupakan lembaga yang independen serta berstatus sebagai Organisasi Masyarakat yang bersifat khusus, karena dibentuk dan memperoleh tugas dari Pemerintah.

Tugas dari Pemerintah yang diserahkan kepada PMI adalah :
PERTAMA :
Tugas – tugas dalam bidang kepalangmerahan yang erat hubungannya dengan Konvensi Jenewa dan ketentuan – ketentuan Liga Palang Merah dan Bulan Sabit Merah (Federasi Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah), sebagai Lembaga yang menghimpun keanggotaan Perhimpunan Palang Merah Nasional.

KEDUA :
Tugas khusus untuk melakukan tugas pelayanan transfusi darah, berupa pengadaan, pengolahan dan penyediaan darah yang tepat bagi masyarakat yang membutuhkan.


TUGAS POKOK DAN KEGIATAN PMI :
 Diseminasi
 Tanggap Bencana
 Kesiap-siagaan Bencana
 Yansoskesmas
 Transfusi Darah
 Pembinaan Generasi Muda
 Konsolidasi Organisasi, pembinaan potensi dan peningkatan Sumber Daya PMI

KARAKTERISTIK ORGANISASI PMI :
1. Organisasi yang mandiri, namun memiliki mandat dari Pemerintah (dinyatakan dalam hukum nasional/UU dan Konvensi Jenewa)
2. Organisasi sukarela, memberikan pelayanan berdasarkan kepemimpinan yang sukarela dan kegiatan yang sukarela
3. Bukan Organisasi Komando.
4. Manajemen otonom, dengan prinsip fleksibilitas dalam pengelolaan organisasi, sesuai sikon setempat dengan tetap berpegang pada ketentuan AD / ART sebagai konstitusi organisasi.
5. Keputusannya bersifat kolektif
6. Bertanggung jawab kepada konstituen, klien dan ‘stakeholder’ (+Gerakan)
7. Kesuksesan Organisasi bergantung pada unit lokal / Cabang, yang berakar dalam masyarakat, sebagai pelaku utama dalam pelayanan

Landasan :
 Legal : Keputusan Presiden No 25 tahun 1950 dan Keputusan Presiden No 246 tahun 1963
 Nilai budaya : 7 Prinsip Dasar Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional
 Lambang : Palang Merah
 Lagu : Hymne PMI dan Mars PMI


VISI:
Palang Merah Indonesia (PMI) mampu dan siap menyediakan pelayanan kepalangmerahan dengan cepat dan tepat dengan berpegang teguh pada Prinsip-prinsip Dasar Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional

MISI :
1. Menyebarluaskan, mengembangkan dan mendorong aplikasi nilai-nilai dasar Prinsip Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional
2. Melaksanakan tugas-tugas : Kesiapsiagaan penanggulangan bencana/konflik berbasis masyarakat, Bantuan kesehatan berbasis masyarakat, Pengelolaan Transfusi darah, Penanggulangan HIV/AIDS dengan tiga pilar, Memotivasi dan menggerakkan generasi muda dan masyarakat umum dalam aksi kesukarelawan, Pembinaan Generasi Muda
3. Pengembangan dan penguatan kapasitas Organisasi di seluruh jajaran agar visi dan misi PMI dapat diwujudkan secara berkesinambungan.
4. Pengelolaan transfusi darah secara profesional
5. Berperan aktif dalam penanggulangan bahaya HIV/AIDS dan penyalahgunaan NAPZA.
6. Menggerakkan generasi muda dan masyarakat dalam tugas-tugas kemanusiaan.
7. Meningkatkan kapasitas organisasi di seluruh jajaran PMI secara berkesinambungan disertai dengan perlindungan terhadap relawan dan karyawan dalam melaksanakan tugas-tugas kemanusiaan.
8. Pengembangan dan penguatan kapasitas organisasi di seluruh jajaran PMI guna meningkatkan kualitas potensi sumber daya manusia, sumber daya dan dana agar visi, misi dan program PMI dapat diwujudkan secara berkesinambungan.

KEANGGOTAAN
 Anggota Remaja
 Anggota Biasa
 Anggota Luar Biasa
 Anggota Kehormatan

SUMBER DANA
 Bulan Dana PMI dan sumbangan masyarakat
 Usaha lain yang tidak bertentangan dengan prinsip kepalangmerahan
 Kontribusi/subsidi pemerintah